BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Masa pertumbuhan dan perkembangan kerajaan-kerajaan yang bercorak Islam di Indonesia dari abad ke-13 sampai abad ke-18 M. merupakan periode sejarah yang menarik perhatian karena terjadinya perubahan-perubahan dibidang sosial, politik, ekonomi, budaya, dan keagamaan, akibat proses akulturasi antara keagamaan dan kebudayaan yang diperkenalkan oleh pembawa-pembawa Islam dengan keagamaan dan kebudayaan Indonesia masa Pra-Islam. Masa menjelang kedatangan dan penyebaran Islam tersebut kelompok-kelompook masyarakat yang menempati bebagai kepulauan di Indonesia itu sendiri dari dua kelompok besar ditinjau dari segi keagamaan serta kebudayaannya. Di satu pihak masyarakat yang masih percaya kepada animism dan dinamisme dengan unsur-unsur budaya tardisi Pra-Hindu/Budha, dan di satu pihak masyarakat yang sudah mengenal keagamaan Hindu-Budha akibat proses alkuturasi dengan kebudayaan India yang tumbuh dan berkembang sejak lebih kurang abad-abad pertama Masehi hingga abad ke-16 M
Ketika Islam mensyiarkan Islam ke daerah pesisir Nusantara melalui perdagangan dan pelayaran saat itu juga kondisi politik yang pada saat itu pemerintahan berbentuk kerajaan mengalami berbagai situasi politik yang berbeda-beda disetiap daerahnya.
1.2. Rumusan Masalah
1. Jelaskan Awal Masuknya Islam di Nusantara
2. Jelaskan Cara-Cara Dakwah di Nusantara
3. Jelaskan Kerajaan-Kerajaan Islam di Nusantara
1.3. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui Awal Masuknya Islam di Nusantara
2. Mengetahui Jelaskan Cara-Cara Dakwah di Nusantara
3. Mengetahui Kerajaan-Kerajaan Islam di Nusantara
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Awal Masuknya Islam di Nusantara
Agama Islam telah ada di Indonesia sejak abad pertama Hijriyah (7 Masehi). Agama ini masuk ke Indonesia melalui jalur perdagangan. Sebelum Islam datang, nusantara berada dalam pengaruh agama Hindu-Budha. Keberadaan para pemeluk ajaran Islam menjadi lebih jelas pada abad-13 yang ditandai dengan berdirinya Kerajaan Samudra Pasai di Aceh. Proses masuknya Islam di Indonesiabertahan secara bertahap melalui banyak jalan. Teori-teori tentang kedatangan Islam ke Indonesia antara lain :
a) Teori Mekah
Menurut teori ini proses masuknya islam adalah langsung dari mekah atau arab yang terjadi pada abad pertama. Para pedagang dari Timur Tengah memiliki misi dagang dan sekaligus berdakwah. Bahkan berdakwah menjadi motivasi utama mereka datang ke Indonesia.
b) Teori Gujarat
Teori ini mengatakan bahwa kedatangan Islam ke Indonesia berasal dari Gujarat pada abad ke 7 Hijriyahatau abad ke-13 Masehi. Gujarat terletak di India bagian barat, berdakatan dengan laut arab.
c) Teori Persia
Teori ini mengatakan bahwa kedatangan Islam ke Indonesia berasal dari daerah Persia atau Parsi (sekarang Iran). Sebagai buktinya, ada kesamaan tradisi yaitu tradisi merayakan 10 Muharram atau Asyuro.
d) Teori China
Menurut teori ini mengatakan bahwa kedatanga Islam ke Indonesia berasal dari pedagang Cina. Sebagai buktinya, raja Islam pertama di pulau jawa yaitu Raden Patah dari Bintoro Demak, merupakan keturunan Cina.
Para wali menyebarkan Islam di nusantara, khususnya di pulau Jawa. Diantaranya wali songo. Berikut nama nama wali songo :
1) Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim) diduga berasal dari Persia.
2) Sunan Ampel (Maulana Rahmatullah) Sunan Ampel dianggap sebagai penerus cita cita dan perjuangan Sunan Gresik.
3) Sunan Bonang (Maulana Makdum Ibrahim) Sunan Bonang merupakan putra dari sunan Ampel. Sunan Bonang berupaya menyesuaikan dakwahnya dalam hal pewayangan dan music gamelan.
4) Sunan Giri (Raden Paku) dia merupakan seorang wali yang menyebarkan agama Islam dengan menitikberatkan pada bidang pendidikan agama Islam.
5) Sunan Drajat (Maulana Syarifuddin) wali ini juga merupakan putra dari Sunan Ampel yang menggunakan seni sebagai media dakwahnya, yaitu pankur alat seni liptak.
6) Suna Gunung Jati (Maulana Syarif Hidayatullah) merupakan Sunan yang berhasil menjadikan Cirebon sebagai kerajaan islam pertama di Jawa barat.
7) Sunan Kudus (Maulana ja far Shodiq) dia dikenal sebagai Sunan Kudus karena dia memiliki ilmu tauhid dan fikih.
8) Sunan Kalijaga (Maulana Muhammad Syahid) wali ini berdakwah dengan sarana wayang kalif yang memuat nilai keislaman.
9) Sunan Murai (Maulana Umar Said) merupakan putra dari sunan kalijaga berkedudukan di gunung Murai, Kudus. Sunan Murai merupakan pencipta lagu Kinanti dan sinom.
2.2. Cara-Cara Dakwah di Nusantara
a) Perdagangan
Proses penyebaran islam melalui jlur perdagangan dilakukan pada abad ke 7 sampai abad 16 M. para pedagan muslim menggunakan kesempatan itu untuk berdakwah menyebarkan agama islam. Banyak pedagang muslim yang singgah dan tinggal di Indonesia. Lambat laun tempat tinggal mereka berkembang menjadi perkampungan muslim.
b) Perkawinan
Sebagian pedagang islam yang bermukim ada yang menikah dengan wanita pribumi terutama putri bangsawan atau putri raja. Dan dari pernikahan itu mereka mendapatkan keturunan.
c) Pendidikan
Para mubaligh mendirikan lembaga pendidikan Islam dibeberapa wilayah Nusantara. Disanalah berlangsung pembinaan, pendidikan, dan kaderisasi bagi calon kiai dan ulama. Mereka tinggal di pondok atau asrama dalam jangka waktu tertentu. Setelah menelan pendidikan persantren mereka kembali ke kampong masing masing untuk menyebarkan agama Islam.
d) Hubungan Sosial
Islam mengajarkan persaman hak dan derajat bagi semua manusia karena kemuliaan manusia tidak ditentukan oleh kastanya melainkan ketakwanya kepada Allah Swt. Islam juga mengajarkan umatnya untuk saling membantudan saling meringanlkan beban orang lain. Dengan demikian ajaran islam semakin mudah diterima oleh penduduk Nusantara.
e) Kesenian
Sebelum Islam datang kesenian dan kebudayaan Hindu-Budha telah mengakar kuat ditengah-tengah masyarakat. Kesenian tersebut tidak dihilangkan, tapi justru digunakan sebagai sarana dakwah. Cabang cabang seni yang dikembangkan para penyebar islam diantaranya seperti seni bangunan, seni pahat dan ukir, seni musik dan seni sastra.
2.3. Kerajaan-Kerajaan Islam di Nusantara
a) Kerajaan Samudra Pasai
Samudra Pasai terletak di Lhoksumawe, Aceh. Berdiri pada abad ke 13 dan merupakan kerajaan islam pertama di Indonesia dengan raja pertama Sultan Malik Al- Saleh. Masa kejayaan Samudra Pasai adalah pada saat diperintah oleh Sulthan Malik At-Tahir II dengan bukti, Samudra Pasai menjadi pusat perdagangan dan penyebaran agama Islam. Peninggalan sejarah kerajaan ini adalah mata uang emas dan makam Raja Malik Al-Saleh di Gedong Aceh Utara. Pada tahun 1521 M kerajaan ini ditaklukan oleh Portugis. Selanjutnya kerajaan Samudra Pasai mulai mundur dan berada dibawah kekuasan Kerajaan Aceh. Kerajaan Samudra Pasai berakhir pada tahun 1524 M.
b) Kerajaan Aceh
Kerajaan Aceh terletak di tepi Selat Malaka yang berpusat di Kutaraja, Banda Aceh. Berdiri pada abad ke 16 dengan raja pertama Sultan Ali Mughayat Syah (1514-1528). Raja terkenal dari Aceh yang membawa ke zaman keemasan adalah Sultan Iskandar Muda (1607-1636). Ia berhasil menaklikan Johor, Pahang, dan Kedah. Pujangga yang terkenal dari Aceh antara lain Hamzah Fausuri, Syamsudin Sumatrani, Nurudin ar Raniri, dan Abdurrouf Singkel. Para ulama inilah yang berhasil menerjemahkan Al Quran dalam bahasa Melayu.
c) Kerajaan Demak
Kerajaan Demak terletak di muara Sungai Bintoro, Demak, Jawa Tengah. Berdiri pada abad ke 16 dengan raja pertama Raden Patah. Setelah wafat digantikan purtanya yaitu Adipati Unus yang memerintah dari tahun 1518-1521. Demak mengalami kejayaan pada masa Sultan Trenggono. Sepeninggalan Sultan Trenggono, kerajaan Demak kacau karena adanya perebutan kekuasaan. Akhirnya menantu Sultan Trenggonno yaitu Adiwijaya. Sejak itu pusat pemerintahan dipindahkan ke Panjang pada tahun 1568. Peninggalan sejarah Kerajaan Demak, antara lain masjid agung Demak yang didirikan tahun 1478 oleh walisanga.
d) Kerajaan Pajang (1568-1586)
Kerajaan Panjang adalah penerus dari kerajaan Demak. Raja pertama kesultanan ini adalah Jaka Tingkir yang berasal dari Pengging, di lereng Gunung Merapi. Pada waktu Sultan Hadiwijaya berkuasa di Panjang , Ki Ageng Pemanahan diangkat menjadi bupati di Mataram sebagai imbalan atas keberhasilanya menumpas Aria Panangsang. Ki Ageng Pemanahan wafat pada tahun 1575M.
Pangeran pangiri datang menyerbu Pajang untuk merebut tahta. Hal ini ditentang keras oleh para bangsawan Pajang yang berkerja sama dengan Sutawijaya dari Mataram. Akhirnya, Pangeran Pangiri berserta pengikutnya dapat dikalahkan dan diusir dari Pajang. Setelah suasana aman, Pangeran Benowo menyerahkan tahta kepada Sutawijaya. Sutawijaya kemudian memindahkan pusat pemerintahanya ke Mataram.
e) Kerajaan Mataram Islam ( abad 17-19)
Kerajaan Mataram Islam berdiri pada tahun 1586 dan raja pertamanya adalah Sutawijaya yang bergelar “ Senapati Ingalaga Sayidin Panatagama” artinya Panglima Perang dan Ulama Pengatur Kehidupan Beragam. Pusat Kerajaan ini terletak di sebelah tenggara kota Yogyakarta, yakni di Kotagede. Kerajaan Mataram mencapai puncak kebesarannya pada masa pemerintahan Sultan Agung Hanyakrakusuma (1613-1645). Pada masa Sultan Agung banyak prestasi besar yang dicapai, antara lain sebagai berikut.
• Memperluas daerah kekuasaannya meliputi Jawa-Madura (kecuali Banten dan Batavia), Palembang, Jambi, dan Banjarmasin.
• Mengatur dan mengawasi wilayahnya yang luas itu langsung dari perintah pusatnya (Kota Gede).
• Melakukan kegiatan ekonomi yang bercorak agraris dan maritime.
• Melakukan mobilisasi militer secara besar-besaran.
• Mengubah perhitungan tahun Jawa Hindu (Saka) dengan tahun Islam (Hijriah).
• Menyusun karya sastra yang cukup terkenal, yaitu Sastra Gending dan kitab suluk.
• Menyusun kitab undang-undang baru.
f) Kerajaan Banjar
Kerajaan Banjar adalah kerajaan Islam di pulau Kalimantan, tepatnya di provinsi Kalimantan Selatan saat ini. Kerajaan ini berdiri pada tahun 1526 M dengan Sultan Suriansyah sebagai sultan pertama. Wilayah kekuasaan kerajaan banjar meliputi Banjarmasin, Martapura, Tanah Laut, Margasari, Amandit, Alai, Marabahan, Banua Lima, serta daerah hulu sungai Barito. Wilayah kekuasaan Kerajaan Banjar semakin luas hingga ke Tanah Bambu, Pulau Laut, Pasir, Berau, Kutai, Kotawaringin, Landak, Sukadana, dan Sambas. Kerajaan Banjar runtuh pada saat berakhirnya Perang Banjar pada tahun 1905M.
g) Kerajaan Gowa-Tallo
Kerajaan ini terletak di Somba Opu, Makassar, Sulawesi Selatan. Raja Gowa bergelar Daeng, dan raja Tallo bergelar Karaeng. Raja Gowa Daeng Manrabia (Sultan Alaudin) dan raja Tallo yaitu Matoaya (Sultan Abdullah Awalul Islam) menyatakan pengabungan dua kerajaan menjadi dwi tunggal. Raja terkenal dari Gowa-Tallo adalah Hasanudin (1653-1669), karena ketegasannya Belanda menjuluki Sultan Hasanudin dengan sebutan Ayam Jantan dari Timur. Kehancuran Gowa-Tallo karena penghianatan Raja Arupalaka dari Bone.
h) Kerajaan Ternate
Kerajaan ternate berdiri pada abad ke 13, ibu kotanya terletak di sampalu atau yang di sebut pulau ternate. Selain kerajaan ternate di maluku, juga telah berdiri kerajaan kerajaan lain, yaitu jaelolo, tidure, bacan, dan obi. Di antara kerajaan kerajaan itu, kerajaan ternate yang paling maju. Oleh pedagang pedagang dari jawa, ,elayu, cina, dan arab. Selaim di datangi para pedagang ternate juga memiliki kapal kapal dagang yang sering berlayar ke daerah daerah lain.
Menurut catatan orang protugis, raja di maluku yang mula mula memeluk agama islam karena menerima pengaruh dakwah dari datuk maulana hasin. ia memerintah tahun 1465-1485 M. Setelah wafat beliau, neliau di gantikan oleh putra nya, zainal abidin pada tahun 1495 M . zainal abidin mewakili pemerintahnya ke pada keluarganya karena ia memprtdalam pengaruh agama islam ke pada sunan giri dan kemudian ke malaka.
I) Kerajaan Tidore
Kerajaan tidore adalah kerajaan islam yang berpusat di wilayah kota tidore, maluku utara. Kerajaan tidore terletak di sebuah selatan ternate. Menurut silsilah raja raja ternate dan tidore, raja tidore pertma adalah syahadati alias muhamad naqal yang naik tahta sekitar tahun 1081 M. Baru pada raja yang ke-9, yaitu cirililiati bersedia memeluk agama kerajaan lain nya, ia nmendafaatkan gelar sultan jamaluddin.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kedatangan Islam ke-beberapa daerah di kepulauan Indonesia menghadapi situasi politik daerahnya yang berbeda-beda yaitu ada yang sedang mengalami perebutan kekuasaan politik ada yang tidak. kedatangan Islam dan penyebarannya di berbagai daerah Nusantara ialah dengan cara damai, melalui perdagangan dan dakwah yang dilakukan oleh para mubalig atau Muslim. Kemudian jika didapati daerah penyebaran Islam situasi politik di kerajaan-kerajaan itu mengalami kelemahan dan kekacauan di sebabkan perebutan kekuasaan di kalangan para raja maka agama Islam dijadikan politik bagi golongan bangsawan atau raja-raja yang menghendaki kekuasaan. Mereka berhubungan dengan para pedagang Muslim yang posisi ekonominya kuat karna penguasaan pelayaran dilautan dan perdagangan. Dan apabila telah terwujud kerajaan Islam maka berulah mereka melancarkan perang terhadap kerajaan yang bukan Islam. Hal itu bukan hanya karena tujuan agamanya tetapi karena dorongan politik untuk menguasai kerajaan-kerajaan disekitarnya misalnya Gowa melakukan penyerangan terhadap kerajaan lainnya di Sulawesi Selatan, Demak, dan Banten melakukan penyerangan terhadap kerajaan-kerajaan di Jawa Hindu.
3.2. Saran
Sebaiknya kita selaku siswa dan siswi yang baik harus tau betul tentang sejarah masuknya Agama Islam ke Indonesia,yaitu dengan cara membaca dari berbagai macam sumber yang ada jangan hanya focus pada sumber saja.
DAFTAR PUSTAKA
Daliman, A, Islamisasi dan Perkembangan Kerajaan-Kerajaan Islam di Indonesia, Jakarta: Ombak, 2012.
Huda, Nur Islam Nusantara (Sejarah Sosial Intelektual Islam di Indonesia), Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2007.
Notosusanto, Nugroho, Sejarah nasional Indonesia jilid III, Jakarta: Balai Pustaka, 1992.
Paeni, Mukhlis, Sejarah Kebudayaan Islam Religi dan Falsafah, Jakarta: Rajawali Pers, 2009.
Sunanto, Musyrifah Sejarah Peradaban Islam Indonesia, Jakarta: Rajawali Pers, 2012
Tjandrasasmita, Uka, Pertumbuhan dan Perkembangan Kota-Kota Muslim di Indonesia dari Abad XII sampai XVIII M, Jakarta : Cinta Ilmu, 2000.
www.google.com
http://brainywantshare.blogspot.com/2015/03/makalah-sejarah-kedatangan-islam-ke.html
https://www.google.com/search?q=MAKALAH+KEHADIRAN+ISLAM+MENDIRIKAN+BUMI+NUSANTARA&oq=MAKALAH+KEHADIRAN+ISLAM+MENDIRIKAN+BUMI+NUSANTARA&aqs=chrome..69i57.226j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah Yang Maha Esa, atas rahmat dan anugrah yang di berikan kepada kita, saya selaku penulis dapat menyelesaikan makalah ini, saya berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian khususnya siswa/siswi SMPN 1 CIATER-SUBANG, saya selaku penulis menyadari bahwa dalam penyusunan ini masih banyak kekurangan, kekeliruan ataupun kesalahan mengingat terbatasnya waktu pengetahuan, pengalaman dan kemampuan penulis. Namun demikian, penulis berusaha semaksimal mungkin dengan pengetahuan yang dimiliki untuk menyusun laporan ini sebaik – baiknya.
Akhir kata semoga semua kebaikan yang telah di berikan oleh semua pihak selama pembuatan makalah ini, Dan semoga dengan telah tersusunya makalah ini, dapat berguna bagi seluruh pihak yang membutuhkan. Wassalam,
Ciater, 29 November 2019
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR I
DAFTAR ISI II
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang Masalah 1
1.2. Perumusan Masalah 1
1.3. Tujuan Penulisan 1
BAB II PEMBAHASAN 2
2.1. Awal Masuknya Islam di Nusantara 2
2.2. Cara-Cara Dakwah di Nusantara 4
2.3. Kerajaan-Kerajaan Islam di Nusantara 5
BAB III PENUTUP 9
3.1. Kesimpulan 9
3.2. Saran 9
DAFTAR PUSTAKA IV
CATATAN VI
MAKALAH
KEHADIRAN ISLAM MENDIRIKAN
BUMI NUSANTARA
Kelas : IX-F
Nama Kelompok :
1. Sasya agustin f
2. Zahra alya h
3. Indri nuraeini
4. Reni jumiati
5. Muhamad fauzi
6. Mahdar
7. Rendi saputra
SMPN 1 CIATER KAB.SUBANG
TAHUN AJARAN 2019/2020