TUGAS MAKALAH FISIKA TENTANG ALAT UKUR
“JANGKA SORONG”
DISUSUN OLEH :
AYU SALMA SYAKIRA
KELAS:
X MA
RIYADHUL JANNAH
2017-2018
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Untuk mengukur panjang suatu benda, kita dapat menggunakan berbagai macam alat ukur panjang, diantaranya mistar, rolmeter, jangka sorong, dan mikrometer skrup. Masing-masing alat ukur panjang tersebut memiliki ketelitian yang berbeda. Semakin teliti suatu alat maka pengukuran tersebut akan mendekati ukuran yang sebenarnya.
Dalam mengukur panjang suatu benda, selain memperhatikan ketelitian alat ukurnya, juga memperhatikan jenis dan macam benda yang akan diukur. Jika benda yang akan diukur memiliki bentuk yang sangat besar, maka pengukuran tidak mementingkan ketelitian yang besar. Contohnya untuk mengukur meja, mengukur suatu ruangan, mengukur suatu bahan tekstil, maka alat ukur yang digunakan adalah penggaris ataupun rol meter. Namun jika benda yang diukur menuntut ketelitian yang tinggi, terutama dalam suatu percobaan fisika maka alat ukur yang digunakanpun merupakan alat ukur dengan ketelitian yang tinggi yang memiliki skala terkecil yang sangat kecil. Contoh untuk mengukur diametr bola, diameter balok, , mengukur diameter luar tabung, diameter dalam tabung, mengukur kedalaman, bisa menggunakan mikrometer sekrup dan untuk dua kemampuan terakhir bisa secara spesifik dilakukan oleh alat ukur jangka sorong.
Jangka sorong memiliki skala terkecil, yaitu 0,1 mm yang artinya nilai antara dua gores yang berdekatan adalah 0,1 mm. Sehingga dapat dikatakan bahwa jangka sorong dapat mengukur panjang suatu benda dengan ketelitian hingga 0,1 mm. Pelaporan hasil pengukuran tersebut dinyatakan sebagai x = xx, dengan x adalah nilai pendekatan terhadap nilai kebenaran x0sedangkan x adalah ketidakpastian mutlaknya. Dalam pengukuran tunggal, pengganti x0 adalah nilai hasil pengukuran itu sendiri, sedangkan ketidakpastian mutlaknya, x = skala terkecil instrumen. Selain memiliki skala terkecil 0,1 mm, jangka sorong memiliki bentuk yang unik yang terdiri dari rahang untuk mengukur diameter luar suatu benda (rahang tetap dan rahang geser bawah), rahang untuk mengukur diameter dalam suatu benda (rahang tetap dan rahang geser atas). lidah pengukur kedalaman, skala utama(dalam cm), skala utama(dalam inci), skala nonius (dalam mm), skala nonius (dalam inci), dan kunci peluncur.
Makalah ini akan membahas mengenai alat ukur panjang yaitu jangka sorong secara detail meliputi jenis jangka sorong, fungsi jangkasorong, prinsip kerja jangka sorong, pembacaan kalibrasi, prosedur penggunaannya, dan cara pembacaan hasil pengukuran.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang digunakan pada makalah alat ukur panjang jangka sorong ini adalah sebagai berikut :
1. Apa itu jangka sorong ?
2. Bagaimana bentuk jangka sorong dan bagian-bagiannya?
3. Apa saja jenis jangka sorong?
4. Bagaimana prinsip kerja jangka sorong?
5. Bagaimana kalibrasi jangka sorong?
6. Bagaimana prosedur pengukuran jangka sorong?
7. Bagaimana cara pembacaan hasil pengukuran jangka sorong?
8. jenis jangka sorong berdasarkan fungsinya
C. Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah alat ukur panjang jangka sorong ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui bentuk jangka sorong beserta bagian-bagiannya.
2. Mengetahui jenis-jenis jangka sorong jangka sorong.
3. Mengetahui prinsip kerja jangka sorong.
4. Mengetahui cara mengalibrasi jangka sorong dan cara pembacaan kalibrasi
jangka sorong.
5. Mengetahui prosedur pengukuran jangka sorong.
6. Mengetahui cara pembacaan hasil pengukuran jangka sorong.
D. Manfaat
Manfaat pembuatan makalah alat ukur panjang jangka sorong ini adalah memberikan pengetahuan kepada mahasiswa mengenai alat ukur panjang jangka sorong, baik dari bentuk dan fungsi bagian-bagiannya, macam-macam jenis jangka sorong, prinsip kerja, kalibrasi, prosedur pengukurannya, hingga pembacaan hasil pengukurannya
.
II. PEMBAHASAN
A. Pengertian Jangka Sorong
Jangka sorong (vernier caliper) adalah suatu alat ukur panjang yang dapat digunakan untuk mengukur panjang suatu benda dengan ketelitian hingga 0,1 mm. Jangka sorong digunakan pula untuk mengukur panjang benda maksimum 20 cm. keuntungan penggunaan jangka sorong adalah dapat digunakan untuk mengukur diameter sebuah kelereng, diameter dalam sebuah tabung atau cincin, maupun kedalam sebuah tabung.
B. Bentuk dan Bagian-Bagian Jangka Sorong
Bagian-Bagian Jangka Sorong dan Fungsinya
Gambar Bagian-Bagian Jangka Sorong
Fungsi bagian-bagian jangka sorong
1. Rahang Dalam
Rahang dalam terdiri atas 2 rahang, yaitu rahang geser dan rahang tetap. Rahang dalam berfungsi untuk mengukur diameter luar atau ketebalan suatu benda.
2. Rahang Luar
Rahang luar terdiri atas 2 rahang, yaitu rahang geser dan rahang tetap. Rahang luar berfungsi untuk mengukur diameter dalam suatu benda
3. Depth probe atau pengukur kedalaman
Bagian ini berfungsi untuk mengukur kedalaman suatu benda
4. Skala utama (dalam cm)
Skala utama dalam bentuk satuan cm memiliki fungsi untuk menyatakan hasil pengukuran utama dalam bentukcentimeter (cm).
5. Skala utama (dalam inchi)
Skala utama dalam bentuk satuan cm memiliki fungsi untuk menyatakan hasil pengukuran utama dalam bentuk inchi.
6. Skala nonius (dalam mm)
Skala nonius dalam bentuk satuan mm memiliki fungsi sebagai skala pengukuran fraksi dalam bentuk milimeter (mm).
7. Skala nonius (dalam inchi)
Skala nonius dalam bentuk satuan inchi memiliki fungsi sebagai skala pengukuran fraksi dalam bentuk inchi.
8. Pengunci
Mempunyai fungsi untuk menahan bagian-bagian yang bergerak saat berlangsungnya proses pengukuran misal rahang dan Depth probe.
C. Macam-Macam Jangka Sorong
Adapun jenis-jenis jangka sorong yang dapat digunakan untuk mengukur panjang adalah seperti ditunjukkan pada gambar di bawah ini.
1. Jangka sorong manual dengan ketelitian 0,1mm = 0,01 cm
2. Jangka sorong analog dengan ketelitian 0,05 mm = 0,005 cm
3. Jangka sorong digital dengan ketelitian 0.01 mm = 0,001 cm
D. Prinsip Kerja Jangka Sorong
Jangka sorong terdiri dari dua skala yaitu skala utama dengan skala terkecil dalam milimeter (1mm = 0,1 cm) dan skala nonius. Sepuluh skala utama memiliki panjang 1 cm, jadi jarak 2 skala utama yang saling berdekatan adalah 0,1 cm. Sedangkan sepuluh skala nonius memiliki panjang 0,9 cm, jadi jarak 2 skala nonius yang saling berdekatan adalah 0,09 cm. Jadi beda satu skala utama dengan satu skala nonius adalah 0,1 cm – 0,09 cm = 0,01 cm atau 0,1 mm. Sehingga skala terkecil dari jangka sorong adalah 0,1 mm atau 0,01.
Ketelitian dari jangka sorong adalah setengah dari skala terkecil. Jadi x = ½ x 0,01 cm = 0,005 cm. Dengan ketelitian jangka sorong adalah : ketelitian 0,005 cm, maka jangka sorong dapat dipergunakan untuk mengukur diameter sebuah kelereng atau cincin dengan lebih teliti (akurat). Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa jangka sorong dapat dipergunakan untuk mengukur diameter luar sebuah kelereng, diameter dalam sebuah tabung atau cincin maupun untuk mengukur kedalaman sebuah tabung.
Prinsip utama menggunakan jangka sorong adalah apabila kunci yang terdapat pada jangka sorong dilonggarkan, maka papan skala nonius dapat digerakkan sesuai keperluan. Dalam kegiatan pengukuran objek yang hendak diukur panjangnya atau diameternya maka objek akan dijepit diantara 2 penjepit (rahang) yang ada pada jangka sorong. Panjang objek dapat ditentukan secara langsung dengan membaca skala utama sampai sepersepuluh cm (0,1cm) kemudian menambahkan dengan hasil pembacaan pada skala nonius sampai seperseribu cm (0,001cm).
E. Kalibrasi Jangka Sorong
Jangka sorong dikalibrasi dengan cara mendorong rahang geser hingga menyentuh rahang tetap. Apabila rahang geser berada pada posisi yang tepat di angka nol, yaitu angka nol pada skala utama dengan angka nol pada skala nonius saling berhimpit pada satu garis lurus, maka jangka sorong tersebut sudah terkalibrasi dan siap digunakan. Seperti ditunjukkan pada gambar dibawah ini.
Hal-hal yang menyebabkan kegagalan kalibrasi dan pengukuran menggunakan jangka sorong adalah:
1. Kesalahan umum (orang yang melakukan penggukuran),
2. Kesalahan sistematis (kerusakan alat, lingkungan),
3. Kesalahan acak (tidak diketahui pengyebabnya).
Faktor terjadinya kerusakan alat adalah ketidakstabilan suhu ruang penyimpanan, sehingga memungkinkan jangka sorong untuk memuai atau menyusut, terbentur dan/atau tergores.
F. Prosedur Pengukuran Jangka Sorong
1) Mengukur diameter luar suatu benda
a. Membuka rahang jangka sorong dengan cara mengendorkan sekrup pengunci, menggeser rahang geser jangka sorong ke kanan sehingga benda yang diukur dapat masuk diantara kedua rahang (antara rahang geser dan rahang tetap).
b. Letakkan benda yang akan diukur diantara kedua rahang.
c. Menggeser rahang geser ke kiri sedemikian sehingga benda yang diukur terjepit oleh kedua rahang sekaligus mengunci sekrup pengunci.
d. Membaca dan mencatat hasil pengukuran.
2) Mengukur diameter dalam suatu benda
a. Memutar pengunci ke kiri / mengendorkan sekrup pengunci.
b. Menggeser rahang geser jangka sorong sedikit kekanan.
c. Meletakkan benda/cincin/tabung yang akan diukur sedemikian sehingga kedua rahang (atas) jangka sorong masuk ke dalam benda/cincin tersebut.
d. Menggeser rahang geser kekanan sedemikian sehingga kedua rahang jangka sorong menyentuh kedua dinding dalam benda/cincin/tabung yang diukur dan mengunci sekrup pengunci
e.Membaca dan mencatat hasil pengukuran
3) Mengukur kedalaman suatu benda/tabung
a.Meletakkan tabung yang akan diukur dalam posisi berdiri tegak
b.Memutar jangka (posisi tegak) kemudian meletakkan ujung jangka sorong ke permukaan tabung yang akan diukur dalamnya.
c.Menggeser rahang geser kebawah sehingga ujung batang pada jangka sorong menyentuh dasar tabung.
d. Mengunci sekrup pengunci
e.Membaca dan mencatat hasil pengukuran
G. Cara Pembacaan Hasil Pengukuran Jangka Sorong
Mula-mula perhatikan skala utama yang berhimpit dengan angka nol pada skala nonius. Dari gambar ditunjukkan bahwa skala utama berhimpit diantara angka 4,7 cm dengan 4,8 cm.Selanjutnya perhatikan skala nonius yang segaris dengan skala utama. Dari gambar ditunjukkan pada angka 4. Perhatikan pembagian skala pada skala nonius, apabila skalanya dibagi menjadi 10 bagian yang sama maka hasil pengukuran skala nonius dikali dengan 1/10mm. Apabila dibagi menjadi 20 bagian maka dikali dengan 1/20mm, dan apabila dibagi menjadi 50 bagian maka dikalikan dengan 1/50 mm. Setelah diketahui skala utama serta skala noniusnya maka hasil pengukurannya adalah jumlah keduanya. Dari contoh dapat dibaca hasil pengukuranya sebesar:
Hasil = Skala Utama + (skala nonius yang berimpit x skala terkecil jangka sorong) = Skala Utama + (skala nonius yang berimpit x 0,01 cm)
Karena Dx = 0,005 cm (tiga desimal), maka hasil pembacaan pengukuran (xo) harus juga dinyatakan dalam 3 desimal. Tidak seperti mistar, pada jangka sorong yang memiliki skala nonius, Anda tidak pernah menaksir angka terakhir (desimal ke-3) sehingga anda cukup berikan nilai 0 untuk desimal ke-3. sehingga hasil pengukuran menggunakan jangka sorong dapat anda laporkan sebagai :
Panjang L = xo ¬+ Dx
Maka, hasil pengukurannya menjadi :
4,7 cm + (0,4 x 0,01) cm = 4,7 cm + 0,004 cm = 4,704 cm
Jadi, L = (4,704 + 0,005) cm
H.Jenis jangka sorong berdasarkan funfsinya
A. Jangka Sorong Manual (Vernier Caliper)
Gambar Jangka Sorong Manual
Jangka sorong ini memiliki 2 skala, yaitu skala utama yang terdapat pada rahang tetap dan skala nonius atau vernieryang terdapat pada rahang geser. Tingkat ketelitian jangka sorong ini adalah 0,1 mm.
B. Jangka Sorong Analog (dial Caliper)
Gambar Jangka Sorong Analog
Jangka sorong ini umumnya sama dengan jangka sorong manual, hanya saja untuk skala nonius atau vernierberbentuk Analog atau jarum jam sehingga lebih mudah dalam membaca skala nonius. Tingkat ketelitian jangka sorong ini adalah 0,05 mm.
C. Jangka Sorong Digital (digital caliper)
Sama halnya dengan jangka sorong analog, jangka sorong digital ini memiliki bentuk yang sama dengan jangka sorong manual, hanya saja untuk skla noniusnya berbentuk layar digital dimana hasil pengukuran langsung terbaca pada layar tersebut sehingga penggunaanya jauh lebih mudah dari 2 jenis jangka sorong di atas. Tingkat ketelitian jangka sorong ini mencapai 0,01 mm.
2. Jenis Jangka Sorong Berdasarkan Fungsinya
A. Jangka Sorong Alur Dalam (Inside Grove caliper)
Jangka Sorong Alur Dalam
Jangka sorong ini memiliki bentuk rahang yang lebih panjang dari rahang jangka sorong manual. Fungsi dari jangka sorong ini adalah untuk mengukur diameter dalam suatu tabung yang bentuknya berlekuk-lekuk, seperti toples dan botol.
B. Jangka Sorong Ketinggian (Height Vernier Caliper)
Jangka Sorong Ketinggian
Jangka Sorong ini digunakan untuk mengukur ketinggian suatu benda secara lebih akurat dan detail
C. Jangka Sorong Pipa (Tube Thickness Calipper)
gambar Jangka Sorong Pipa
Jangka sorong ini biasanya digunakan untuk mengukur ketebalan pipa atau tabung yang berdiameter kecil.
D. Jangka Sorong Jarak Pusat (Centerline Caliper)
Jangka Sorong Jarak Pusat
Jangka Sorong ini digunakan untuk mengukur jarak antara satu lubang dengan lubang lainnya atau jarak antara lubang dengan tepi suatu permukaan benda
E. Jangka Sorong Gigi Gear (Gear Tooth Vernier Calipers)
Digunakan untuk mengukur ketebalan gigi-gigi pada gear yang umumnya ditemukan pada alat-alat kendaraan atau pada spare part mesin.
F. Jangka Sorong Cakram (Disc brake vernier calipers)
Digunakan untuk mengukur ketebalan suatu lempengan cakram logam.
III. PENUTUP
• Jangka sorong (vernier caliper) adalah suatu alat ukur panjang yang dapat digunakan untuk mengukur panjang suatu benda dengan ketelitian hingga 0,1 mm. Keunggulan penggunaan jangka sorong adalah dapat digunakan untuk mengukur diameter luar, diameter dalam, maupun kedalam benda.
• Secara umum, jangka sorong terdiri atas rahang tetap dan rahang geser, rahang bawah untuk mengukur diameter luar suatu benda, rahang atas untuk mengukur diameter dalam suatu benda, lidah pengukur kedalaman, skala utama(dalam cm dan inci), skala nonius (dalam dan inci), kunci peluncur.
• Jenis-jenis jangka sorong yang dapat digunakan untuk mengukur panjang adalah Jangka sorong manual dengan ketelitian 0,1mm = 0,01 cm, Jangka sorong analog dengan ketelitian 0,05 mm = 0,005 cm, dan Jangka sorong digital dengan ketelitian 0.01 mm = 0,001 cm.
• Prinsip Kerja Jangka Sorong terdiri dari prinsip ketika melakukan suatu pengukuran, yaitu apabila kunci peluncur telah dikendurkan, maka skala nonius dapat digeser ke depan atau belakang sesuai dengan keperluan pengukuran. Dan prinsip ketika membaca hasil pengukuran, yaitu hasil pengukuran tergantung besarnya ketelitian yang dimiliki jangka sorong, karena ketelitian setiap jengka sorong berbeda-beda berdasarkan skala nonius yang dimilikinya.
• Jangka sorong dikalibrasi dengan cara mendorong rahang geser hingga menyentuh rahang tetap. Apabila rahang geser berada pada posisi yang tepat di angka nol, yaitu angka nol pada skala utama dengan angka nol pada skala nonius saling berhimpit pada satu garis lurus, maka jangka sorong tersebut sudah terkalibrasi dan siap digunakan.
• Hal-hal yanng menyebabkan kegagalan kalibrasi dan pengukuran menggunakan jangka sorong adalah kesalahan umum (orang yang melakukan penggukuran), kesalahan sistematis (kerusakan alat, lingkungan), kesalahan acak (tidak diketahui pengyebabnya).
• Faktor terjadinya kerusakan alat adalah ketidakstabilan suhu ruang penyimpanan, sehingga memungkinkan jangka sorong untuk memuai atau menyusut, terbentur dan/atau tergores.
• Cara Pembacaan Hasil Pengukuran Jangka Sorong
Hasil = Skala Utama + (skala nonius yang berimpit x skala terkecil jangka sorong) = Skala Utama + (skala nonius yang berimpit x 0,01 cm)
B. Saran
Makalah yang telah dibuat ini menjelaskan mengenai cara penggunaan jangka sorong dan spesifikasi jangka sorong itu sendiri. Mengingat bahwa pembelajaran MIPA terutama fisika tidak lepas dari kegiatan mengukur, oleh karena itu pengetahuan mengenai alat-alat ukur, terutama alat ukur panjang jangka sorong ini sangat penting untuk diketahui dan dipahami.
Penulis berharap agar pelajar dan mahasiswa di segala tingkatan tidak asing lagi dengan alat ukur panjang jangka sorong dan mampu menggunakan jangka sorong untuk berbagai keperluan pengukuran panjang.
DAFTAR PUSTAKA
Hallidy dan Resnick. 1998. Fisika Jilid I Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.
http://rangkuman-pendidikan.blogspot.co.id/2017/12/makalah-fisika-alat-ukur-jangka-sorong.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Jangka_sorong
http://pdfdatabase.com/teori-dasar-pengukuran-fisika.htm
http://pdfsatabase.com/Uraian Materi Pembelajaran ”Pengukuran Fisika”.html
http://www.doc-search-engine.com/search-pengukuran-fisika-doc.html
http://www.edukasi-net.com
http://www.find-pdf.com/cari-pengukuran+fisika.html
http://www.mustofaabihamid.blogspot.com
http://technoku.blogspot.com/2008/10/jangka-sorong.html
Ishaq, Muhammad. 2007. Fisika Dasar Edisi 2. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Lasmi, Ni Ketut. 2008. Fisika SMA dan MA. Bandung: Erlangga.
Zaelani, Ahmad dan Cucun Cunayah. 2006. Fisika. Bandung: Yrama Widya. M
========================================================================
makalah jangka sorong dan mikrometer sekrup doc,makalah jangka sorong pdf,kesimpulan jangka sorong dan mikrometer sekrup,laporan jangka sorong,makalah mikrometer sekrup,laporan praktikum fisika dasar tentang jangka sorong,kesimpulan mikrometer sekrup
No comments:
Post a Comment