TUGAS BAHASA SUNDA
KAULINAN BARUDAK
SUNDA ENCRAK
KELOMPOK 1
1. SHERIL CELYA.M
2. SULASTRI
3. CHIKA PUTRIANI
4. KHAILA .P.A
SMPN 1 JALANCAGAK –SUBANG
TAHUN AJARAN 2017-2018
========================================================================
Apa itu Encrak?
Encrak sebenernya adalah permainan batu-batu kecil yang dilempar ke atas untuk kemudian diikuti dengan tahapan mengambil batu lainnya. Batu-batu yang digunakan biasanya berbentuk tak lebih dari seukuran biji salak. Hal ini jelas menjadikan permainan encrak begitu mudah untuk dilakukan, karena selain harganya murah (bahkan bisa tidak emmerlukan biaya), bahkan bahan permainan encrak juga begitu mudah untuk didapati dimana saja kita berada.
Siapa saja yang boleh memainkannya?
Pada dasarnya permainan ini tidak melihat gender. Siapapun itu baik anak perempuan ataupun laki-laki bisa melakukannya. Hanya saja memang lebih banyak ketika menggunakan permainan batu berbentuk kecil, anak perempuan yang lebih banyak menyukainya, sedangkan anak laki-laki biasanya lebih banyak melakukan permainan lain yang menggunakan ukuran batu lebih besar. Tapi yang jelas tidak hanya anak-anak, ternyata permainan encrak ini juga gemar dilakukan oleh orang-orang dewasa karena tidak memandang batasan usia.
Kapan dan dimana kita bisa memainkan permainan ini?
Kapanpun itu. Kita bisa melakukan permainan ini di waktu senggang yang ada. Biasanya kalau di kampung, apalagi sedang bulan puasa seperti ini, usai sholat ashar di sore hari biasanya anak-anak sudah berkumpul dan kemudian duduk berbaris berpasang-pasangan. Di sebuah teras rumah berbentuk panjang mereka sudah siap beradu ketangkasan konsentrasi memainkan permainan unik ini.
Permainan ini memang membutuhkan cukup ruang. Dalam arti sebaiknya dilakukan di tempat yang tidak terlalu sempit, namun juga tidak usah terlalu besar. Dengan tinggi ruang yang cukup (atau sekitar minimal 3 meter) akan menambah keleluasaan kita dalam melakukan permainan yang satu ini.
Mengapa mereka memilih Encrak?
Terkadang saya merasa sedih jika menyaksikan anak-anak di zaman sekarang, disaat beraneka ragam mainan begitu banyak tersedia secara instan. Hanya tinggal meminta pada orang tua mereka, untuk kemudian mainan yang diimpikannya bisa hadir di depan mata. Berbeda dengan zaman dulu, dimana kita akan selalu diajak untuk bereksplorasi dengan alam pada setiap kali kita ingin memiliki atau memainkan sebuah permainan.
Tengok saja permainan encrak ini, karena bahannya dari bebatuan, anak-anak sudah diajak untuk memilih dan memilah satu elemen alam yang ada di lingkungan mereka. Mereka bisa mendapatkannya di sungai, di pinggir jalan, atau bahkan cukup di halaman rumah mereka. Kemudian mereka akan diajak juga untuk mengklasifikasikannya berdasarkan ukuran. Sebuah tahapan kreatifitas yang tak jarang kita tidak menyadarinya.
Untuk menambah kenyamanan biasanya mereka akan mencuci batu-batu tersebut. Disini kita bisa mendapat nilai rasa cinta akan kebersihan dan kesehatan dari permainan tersebut.
Lalu karena mudahnya untuk mendapatkannya, tidak ada alasan untuk anak-anak untuk bergabung ke dalam permainan ini. Bahkan tidak adanya biaya yang perlu dikeluarkan, menjadikan anak-anak belajar berhemat dengan tidak menghamburkan uang jajannya untuk mendapatkan permainan yang diinginkannya.
Luar Biasa!
Disini juga ternyata ada nilai kemandirian untuk mereka, tanpa perlu harus selalu meminta kepada orang tua mereka jika ingin melakukan atau mendapatkan sesuatu.
Lalu bagaimana cara memainkannya?
Ada beberapa tahapan untuk melakukannya, tahapan pertama, setelah kita berpasang-pasangan duduk berhadap-hadapan, kita harus mengumpulkan butiran batu sesuai yang disepakati dengan lawan kita. Misalkan masing-masing memberikan 10 biji batu untuk permainan. Kemudian sebagai awal permainan, kita akan memilih siapa yang akan lebih dulu memainkannya, berdasarkan kesepakatan.
20 biji batu yang terkumpul lalu digemnggam oleh kedua tangan orang yang pertama dengan posisi telapak tangan menghadap keatas, lalu dilempar ke atas untuk dibalik dan hanya ada satu tangan dengan posisi telungkup yang akan bersiap untuk mendapatkan biji batuan pilihan, yang nantinya akan dijadikan sebuah "kojo".
Biji batuan yang telah ada dipunggung tangan tidak serta merta menjadi kojo, namun harus terlebih dahulu dilempar lagi ke atas untuk kemudian ditekuk ditangkap oleh telapak tangan tersebut. Nah batu yang tertangkap itulah yang akan dijadikan kojo, jika ada yang tidak tertangkap berarti permainan akan beralih ke lawan.
Permainan akan berlanjut setelah kita memiliki minimal sebuah kojo. Kemudian secara bertahap kita harus mengambil satu persatu batu-batu lain yang tersebar di lantai setelah kita melempar batu kojo yang kita miliki ke atas dan menangkapnya kembali setelah kita mendapatkan batuan yang kita ambil di lantai.
Disini jika kita cermati sekarang, ternyata permainan tersebut bukan hanya mengajarkan tentang ketangkasan, namun juga konsentrasi dari se pemain. Karena jika saja kita tidak bisa mengambil batu yang tersebar dilantai, atau tidak bisa menangkap kembali batu kojo yang dilempar ke atas, atau juga jika ternyata jari tangan kita menyentuh batu lain yang tidak akan kita ambil, maka lagi-lagi permainan akan beralih ke lawan.
Terus menerus ini berulang sampai batu habis, dan kemudian dihitung siapa yang mendapatkan biji batu lebih banyak, maka dialah pemenangnya. Dan akhirnya disini, rasa semangat berkompetisi untuk bisa menjadi pemenang mengajarkan kepada anak-anak untuk selalu berusaha menjadi yang terbaik.
Namun sayang, permainan-permainan sederhana seperti ini terkadang kita lupakan dan mengajak anak-anak kita untuk justru bersifat konsumtif dengan menggunakan atau memainkan permainan yang instan. Padahal tidak jarang aneka permainan tersebut tidak menjanjikan memberi banyak pendidikan kepada anak-anak mereka.
Untuk itu, dimulai dari hal yang sederhana, dari lingkungan terkecil keluarga kita, mari kita kembali ajak anak-anak kita untuk mengenal permainan-permainan edukatif dan alami yang tersebar begitu banyak dihadapan kita semua. Kita ajarkan kepada mereka, kita ajarkan pada dunia dengan beraneka ragamnya permainan tradisional yang ada.
=========================================================================selesai=
jenis-jenis kaulinan barudak sunda
kaulinan barudak sunda panggal
pengertian kaulinan barudak bahasa sunda
kaulinan barudak sunda beklen
kaulinan barudak sunda pendidikan
tujuan kaulinan barudak
kaulinan barudak sunda halma
kaulinan barudak sunda sondah
kaulinan barudak sunda encrak
pengertian encrak
sorodot gaplok
halma nyaeta
jentrekeun kaulinan halma
lagu kaulinan barudak sunda
panggal nyaeta
kaulinan panggal
encrak nyaeta
No comments:
Post a Comment