Friday, May 25, 2018

LAPORAN MAKALAH Budi Daya ulat sutra

LAPORAN MAKALAH
( Budi Daya ulat sutra )


KELOMPOK :
ANGGOTA :
1. WISNU .RT
2. NOVA.N
3. ARFA
4. AJI.P
5. REKSI.MT
6. AGIS.MR

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMP NEGERI 1 JALANCAGAK
KABUPATEN SUBANG
2018
========================================================================

Tujuan Pembelajaran :
1. Menyatakan pendapat tentang budi daya ulat sutra
2. Mengidentifikasi jenis-jenis , sarana produksi, dan teknik budi daya ulat sutra
3. Merancang kegiatan budi daya ulat sutra
LAPORAN PEMBUATAN MAKALAH
BAB I  PENDAHULUAN

A. JENIS-JENIS ULAT SUTRA

Seperti yang kita semua tahu bahwa ulat sutra merupakan penghasil benang atau serat sutra yang halus, sudah sejak lama banyak masyarakat yang memilih untuk membudidayakannya karena selain dapat menghasilkan serat yang bermutu tinggi serat sutra juga memiliki harga jual yang lumayan tinggi. Ada beberapa jenis ulat sutra yang banyak dipelihara untuk menghasilkan serat namun yang paling banyak dipelihara adalah jenis Bombyk mori karena hasil seratnya bisa dibilang bagus dan makanan untuk jenis ulat ini ialah daun murbei atau Morus sp, daun ini merupakan makanan utama sebab didalam daun ini terdapat kandungan zat perangsang berupa glukosida jadi ulat sutra tidak suka dedaunan yang lain sebab didedaunan yang lain tidak terdapat zat ini.
Ulat sutra sendiri dibedakan menjadi dua kelompok berdasakan kebiasaan hidupnya yaitu :
o Ulat sutra liar ialah kelompok ulat yang biasa hidup dibeberapa pohon dalam alam bebas.
o Ulat sutra yang dibudidaya yaitu kelompok ulat sutra yang hidupnya berada diruangan serta dapat menghasilkan serat yang nantinya akan dibuat kain sutra.
Dari kelompok ulat sutra diatas terdapat beberapa jenis ulat sutra liar yang sudah mendunia yaitu,
o Philosamia ricini Hutt atau ulat sutra eri merupakan penghasil sutra yang di India disebut ulat eri, makanan untu jenis ini adalah daun jarak.
o Anthereae pernyi guerin atau ulat sutra tasar Cina yang menghasilkan sutra yang disebut sutera tasar, makanan untuk jenis ini adalah daun quercus.
o Anthereae yamami guerin atau ulat sutra tasar jepang sebagai penghasil sutra tasar untuk makanannya sendiri biasanya sering diberi daun Alianthus sp.
o Anthereae mylitta drury atau ulat sutra India merupakan penghasil sutra tasar untuk makanannya biasa diberi daun ketapang, meranti dan bungur.


B. Sarana Dan Peralatan Budi Daya Ulat Sutra

Pemeliharaan ulat sutera sangat tergantung pada keadaan alam dan kemampuan dari para pemeliharanya. Oleh karena itu sebelum melakukan pemeliharaan ulat sutera perlu diketahui terlebih dahulu kecocokan tempat untuk pemeliharaan. Keadaan lingkungan sekitar untuk pemeliharaan ulat sutera perlu dipertimbangkan pada tempat yang mempunyai iklim dan tanah yang cocok untuk pertumbuhan murbei maupun hidup ulat sutera sehingga dapat menghasilkan kokon yang berkualitas baik.
Sebelum melakukan pemeliharaan ulat sutera perlu dipersiapkan hal-hal sebagai berikut ;
a. Persiapan daun murbei.
Agar dapat menghasilkan produksi kokon yang berkualitas baik sudah dibuat standar jumlah daun yang harus diberikan sesuai ddengan jumlah ulat yang dipelihara. Untuk keperluan makan 1 boks ulat yang berisi 25.000 butir telur dibutuhkan makanan sebanyak 1,2 ton (daun beserta cabang) atau 800 kg daun dari mulai ulat menetas sampai membuat kokon.
b. Persiapan ruangan dan alat-alat pemeliharaan.
- persiapan sarana dan prasarana
- disinfeksi untuk mencegah infeksi kuman penyakit pada ulat sutera yang dipelihara.
- menghindarkan ulat sutera dari hama
c. Kesiapan sumber daya manusia
Pengetahuan mengenai cara melakukan pemeliharaan ulat sutera perlu dikuasai terlebih dahulu karena ulat sutera dalam perkembangannya sangat tergantung kepada para pemeliharanya. Untuk itu sebelum melakukan pemeliharaan ulat sutera, para pemelihara hendaknya dilatih atau belajar terlebih dahulu agar keterampilan dalam pemeliharaan ulat sutera dapat dikuasai.
Mengenal Ulat Sutera (Bombyx mori L)

Ulat sutera adalah serangga penghasil benang sutera yang siklus hidupnya mengalami metamorfosa sempurna yaitu dari larva(ulat), pupa sampai dengan kupu-kupu.
a. telur
bentuk lonjong, p=1.3 mm, l=1 mm dan tebal=0.5 mm, warna putih kekuningan. Telur biasanya menetas 10 hari setelah menjalani perlakuan khusus pada suhu 25° C dan pada RH 80-85%. Secara nono alamiah penetasan dapat dengan memberikan larutan HCl.
b. ulat sutera terbagi dalam 5 instar yaitu :
-instar 1,2 dan 3 disebut ulat kecil dengan umur 12 hari
tahan terhadap suhu 28-30 C dan RH 90-95%, menjelang istirahat nafsu makannya menurun,
-instar 4 dan 5 disebut ulat besar dengan umur sekitar 13 hari
membutuhkan suhu 23-25C dgn RH 70-75%. Setelah instar 5 berakhir ulat akan mengokon.
-pupa, terjadi setelah ulat selesai mengeluarkan serat ulat sutera. Lama masa pupa kurang lebih 12 hari. Pupa jantan ruas ke 9 terdapat tanda titik sedang pupa betina ruas ke 8 terdapat tanda silang.

BAB II TEKNIK BUDI DAYA ULAT SUTRA

A. Perolehan Bibit Ulat Sutra
di Indonesia ada 2 lokasi Pusat Pembibitan Ulat Sutera (PPUS) yaitu di Candiroto, Temanggung dibawah Perum Perhutani Unit I Jateng dan PPUS Soppeng, sul-Sel. Kedua PPUS ini memproduksi telur/bibit ulat sutera yang didistribusikan secara nasional. Pengadaan daerah setempat dikoordinasikan oleh Dinas Kehutana/PKT setempat.
B. Persiapan Pemeliharaan
1. persyaratan bangunan pemeliharaan terbagi menjadi 3 ruangan yaaitu :
ruang peralatan, ruang pemeliharaan dan ruang daun. (ada contoh dilakukan di ruang tamu, agar tidak terganggu hama, banyaknya ulat yang akan dipelihara disesuaikan dnegan luas bangunan, diusahakan jangan terlalu sempit, supaya nggak sumpek ).
2. alat dan bahan
rak yang terbuat dari (kayu atau besi) dan sasak kayu/besi dengan ukuran 110x80 cm (8 sasak untuk 1 box), termometer,timbangan daun (nggak ada juga nggak papa, asal bisa mengira-ngira), keranjang daun, gunting , pisau dan ember dan baskom.
tempat sekitar bangunan harus bersih, suhu ruangan 26-28C dam RH 75-75% dengan cahaya dan sirkulasi udara cukup.
3. pengambilan telur
Stadia telur yaitu dimana pertumbuhan embrio telur agar bisa menetas menjadi ulat. Dalam pertumbuhan ini diperlukan kondidi optimal agar telur bisa menetas, yang sangat dipengaruhi oleh cara penanganan terhadap telur dan faktor lingkungan termasuk tempaeratur, kelembaban dan pencahayaan.
Dalam pengambilan telur banyak faktor yang mempengaruhi, antara lain :
-ptelur baru mulai tumbuh dan dapat mentolerir pengaruh luar pada waktu 7-10 hari sebelum penetasan. Oleh karena itu dianjurkan pengambilan dilakukan pada saat itu.
-pada waktu membawa telur, jangan sampai tekena sengatan matahari langsung, untuk itu saat dibawa hendaknya dilapisi dengan kain lembab dan selalu menjaga agar kain tersebut tetap lembab selama perjalanan.
-jangan meletakkan telur di tempat dengan suhu kering dan panas seperti bagasi
-pada udara AC, sebaiknya tetap dibungkus kain lembab karena udara AC udara kering
-hindarkan dari sentuhan tangan yang kotor atau terkontaminasi asap rokok
-telur jangan disimpan ditempat tertutup, karena dalam pertumbuhannya telur butuh udara
-usahakan telur jangan sering terkena guncangan dan hindarkan dari bahan kimia (pupuk, pestisida atau bensin)
-setelah sampai ditujuan, telur harus segera diinkubasi pada kondisi yang sesuai
4. inkubasi telur.
Inkubasi yaitu penyimpanan telur dalam maksud menetaskan, dilakukan dalam ruangandimana temperatur, kelembaban dan pencahayaan diatur.
Telur yang akan menetas selama masa inkubasinya mengalami pertumbuhan embrio yang dapat diketahui dari perubahan warna telur sebagai berikut :
-telur yang baru dikeluarkan induknya berwarna kuning muda
-setelah perlakuan, berangsur menjadi kuning tua, lalu coklat muda, coklat tua, hitam, abu-abu tua, abu-abu muda. Dua hari sebelum penetasan terdapat bintik biru pada bagian ujung telur yang lancip ( blue head)
Inkubasi dilakukan dengan menyebar telur secara merata pada kotak penetasan, ditutup dengan kertas tipis dan disimpan dalam ruangan sejuk (suhu sekitar 25C dan RH 75-80%). Jika temperatur harian lebih rendah biasanya penetasan akan lebih lambat, jika temperatur harian lebih tinggi penetasan lebih cepat, jika kelembaban terlalu tinggi penetasan akan terlambat bahkan akan sulit menetas, jika kelembaban terlalu rendah telur akan kekurangan air menyebabkan kematian telur. Diusahakan tidak terkena matahari langsung, dilakukan pencahayaan dalam ruangan untuk merangsang pertumbuhan telur dengan ketentuan 16 jam terang dan 8 jam gelap.
setelah telur mencapai titik biru dibungkus dengan kain hitam (penggelapan total)selama 36 jam
saat penetasan kain hitam dibuka, jika yang menetas masih sedikit ditutup kembali. Jika yang menetas sudah banyak, tutup dibuka dan dilakukan pencahayaan agar penetasan serempak.
. 3. Hakitate (pekerjaan pengurusan ulat pertama kali sejak menetas dari telur meliputi persiapan dalam ruangan dan pemberian makanan)
hakitate dilakukan sekitar pukul 8-9 pagi. Setengah jam sebelum diberi makan ulat ditaburi campuran kaporit dan kapur dengan konsentrasi campuran 3%. Tujuan penaburan tepung desinfektan adalah untuk mencegah serangan penyakit yang disebabkan jamur Aspergillus yaitu muskardin.


Pemeliharaan Ulat kecil
1. Pengambilan Daun
daun untuk ulat kecil adalah umur pangkasan kurang lebih 1 bulan, pengambilan pagi/sore hari suapaya tidak layu. Cara pengambilan daun yaitu :
-instar 1=lembar 3-5 dari pucuk
-instar 2=lembar 5-7 dari pucuk
-instar 3 lembar 8-12 dari pucuk

2. Desinfeksi tubuh ulat
Desinfeksi untuk tubuh ulat menggunakan campuran 5 gr kaporit dan 95 gr kapur diaduk merata. Ditaburkan tipis dan merata pada tubuh ulat dengan ayakan plastik, sebelum hakitate pada instar 2 dan awal instar 3
waktu pukul 8-10. Kotak penetasan diletakkan pada sasak yang telah diberi kertas alas dan kertas parafin (kertas roti), ulat yang melekat pada kerta dipindah ke kotak penetasan. Dilakukan disinfeksi pada tubuh ulat kemudian diberi jaring. Selanjutnya diberi makan dan terakhir ditutup dengan kertas parafin
4.pemberian pakan
keadaan daun baik, tidak basah, segar bersih dan dilakukan 2 jam setelah hakitate. Ulat dipindahkan ke sasak, dibiarkan terbuka selama 1 jam., kemudian diberi makan dan ditutup kembali. Selanjutnya ulat diberi makan 3xsehari. Selanjutnya setiap jam sebelum pemberian makan kertas penutup dibuka.
5. pembersihan tempat ulat
dilakukan sebelum pemberian pakan, pembersihan dilakukan apabila sisapakan sudah banyak (selama instar 1 tidak perlu dibersihkan). Pembersihkan dilakukan dengan diawali pemasangan jaring di atas tempat ulat., kemudian daun diletakkan di atas jaring dan tunggu sampai 90% ulat naik ke atas jaring, selanjutnya jaring diangkat dan dipindahkan ke sarang lain. Kotoran dan sisa pakan dibuang, ulat yang sakit dan mati dimasukkan ke dalam tempat tertutup yagn berisi desinfektan.
6. perlakuan selama ulat tidur
kertas penutup dibuka, agar udara masuk, kemudian tempat ulat diperluas dan ulat ditaburi kapur.
7. perlakuan setelah ulat bangun
tempat ulat dipersempit, jendela ditutup., dilakukan disinfeksi tubuh ulat, jaring dipasang dan kemudian diberi pakan
pemeliharaan ulat besar
1. bangunan
suhu ruangan antara 22C-25C dengan RH 70-75% dan cahaya serta aliran udara baik
2. alat dan bahan
rak bersusun, alas karung plastik dan tali plastik.


3. disinfeksi ruangan
dengan kaporit 5 gr/l air diaduk merata, kemudian disemprotkan secara merata keseluruh ruangan dengan dosis 1 lt/m2.
4. pengambilan daun
umur pangkas 2.5-3 bulan, pengambilan dilakukan pada pagi dan sore hari.
5. pemberian pakan
daun harus baik, tidak basah, bersih dan segar. Daun diberikan 3x sehari.
6. membersihkan tempat ulat
dilakukan sebelum pemberian pakan. Pada instar , dilakukan setelah ulat ganti kulit, pertengahan instar dan menjelang ulat tidur. Istar 5, dilakukan setelah ganti kulit setiap 2 hari atau kotoran sudah terlalu banyak. Terakhir menjelang ulat mengokon.
7. disinfeksi tubuh ulat
diberi kapur dicampur dengan kaporit perbandingan 9:1 kemudian ditaburkan tipis dan merata pada tubuh ulat dengan menggunakan ayakan plastik atau kain kasa. Dilakukan sebelum pemberian pakan.
8. pengokonan ulat
ulat mulai mengokon pada hari ke 6 atau hari ke 7 (instar 5) dengan tanda-tanda sebagai berikut :
- nafsu makan berkurang sampai berhenti sama sekali
- tubuh ulat menjadi kekuni-kuningan
- ulat cenderung menepi dari sasak
- dari mulutnya keluar serat sutera
setelah keluar tanda-tanda di atas maka ulat dikumpulkan ke dalam alat pengokonan dengan menaburkan secara merata.
9. panen kokon panen kokon adalah pengambilan bahan dari alat pengokonan. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada kegiantan pengokonan adalah sbb :
- pemanenan kokon dilakukan 5-6 hari setelah mengokon.
- Pemanenan kokon sebaiknya dilakukan tidak terlalu cepat atau lambat. Kalau terlalu cepat pupa mudah pecah yang mengakibatkan kokn kotor di bagian dalam, tetapi kalau terlambat pupa akan berubah menjadi kupu-kupu.


BAB III PENUTUP
1. Evaluasi
Isi kolom di bawah ini dengan jujur
uraian Baik Cukup Kurang Alasan
Pengamatan
Perencanaan
Persiapan
Pelaksanaan
Evaluasi
Pelaporan
Kerja Sama
Disiplin
Tanggung Jawab
Kesimpulan Kelompok


























Nilai Presentasi

1. Pertanyaan :
1) Kelompok.....
Pertanyaan
Jawaban
2) Kelompok.....
Pertanyaan
Jawaban
3) Kelompok.....
Pertanyaan
Jawaban
4) Kelompok.....
Pertanyaan
Jawaban
5) Kelompok.....
Pertanyaan
Jawaban
6) Kelompok.....
Pertanyaan
Jawaban

Nilai Keseluruhan


Laporan =
Presentasi =
Total =

1 comment:

  1. Borgata Hotel Casino & Spa - Dr.MCD
    Borgata Hotel 진주 출장샵 Casino & Spa, 공주 출장샵 Atlantic City, NJ, United States. 전라북도 출장안마 Get great rates with free 김해 출장안마 cancellation. 2021 Prices, updated photos. Rating: 계룡 출장샵 3.5 · ‎1,393 votes

    ReplyDelete

Electro Electro