Wednesday, November 8, 2017

TUGAS PROYEK B.INDONESIA Legenda Batu Menangis

TUGAS PROYEK B.INDONESIA 

(Legenda Batu Menangis)


DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 7

KETUA: ANDINI.A
ANGGOTA: 1.NURUNNISA.A
                        2.SYAIFANNI.N.R
        3.RIFKI.S
      4.RAIS.C

SMPN 1 JALANCAGAK-SUBANG
TAHUN AJARAN 2017/2018

========================================================================

NO
JENIS INFORMASI
KETERANGAN
1.
NAMA KELOMPOK

2.
KELAS
IX B
3.
KETUA DAN ANGGOTA
KETUA: ANDINI.A
ANGGOTA: 1.NURUNNISA.A
                    2.SYAIFANNI.N.R
                    3.RIFKI.S
                   4.RAIS.C
4.
JUDUL/TOPIK PROYEK
PENYUSUNAN TEKS EKSEMPLUM
5.
JENIS TUGAS
TUGAS KELOMPOK
6.
SUMBER BAHAN
INTERNET
7.
CARA PENGUMPULAN BAHAN
STUDI KEPERPUSTAKAAN DAN STUDI LAPANGAN
8.
CARA ANALISIS
PENGOLAHAN DATA FAKTA INFORMASI MENJADI VERBAL BERUPA:
a.PENYUSUNAN KALIMAT TOPIK PADA SETIAP STRUKTUR BAGIAN TEKS
b.PENGEMBANGAN KALIMAT TOPIK DENGAN KALIMAT PENGEMBANG
c.PENYUSUNAN PARAGRAF YANG SESUAI DENGAN STRUKTUR TEKS EKSEMPLUM
d.PENYUNTINGAN KALIMAT YANG DISESUAIKAN DENGAN UNSUR KEBAHASAAN TEKS EKSEMPLUM
e.PENGGABUNGAN PARAGRAF MENJADI TEKS EKSEMPLUM YANG PADU
9.
WUJUD HASIL ANALISIS
TEKS EKSEMPLUM DENGAN URUTAN STRUKTUR (ORIENTASI,INSIDEN,INTERPRETASI)
10.
CARA PELAPORAN
MENGETIK(PRINT) DAN PUBLIKASI
11.
JADWAL PELAKSANAAN
SATU MINGGU
a.4 HARI : PENGUMPULAN DATA
b.2 HARI : PENGOLAHAN DATA
c.1 HARI : PELAPORAN

NO
DATA
PENGOLAHAN DATA
STRUKTUR
1.
Bukit terpencil, Kalimantan, janda tua, anak gadisnya.
Di sebuah bukit yang terpencil di daerah Kalimantan, hiduplah seorang janda tua dan seorang anak gadisnya.
ORIENTASI
2.
Anak gadis, cantik jelita, pemalas.
Anak gadisnya itu sangat cantik jelita, namun sayangnya ia memiliki sifat pemalas.
3.
Tidak membantu, ibunya, pekerjaan rumah.
Ia tidak pernah membantu ibunya melakukan pekerjaan rumah.
4.
Kerjanya, berdandan.
Kerjanya hanya berdandan setiap hari.
5.
Pemalas, manja.
Selain pemalas, ia juga manja sekali.
6.
Keinginannya, dituruti, tanpa mempedulikan, ibunya, membanting, mencukupi, kebutuhan.
Setiap keinginannya harus dituruti tanpa mempedulikan keadaan Ibunya yang setiap hari memebanting tulang untuk mencukupi kebutuhan hidup mereka.
1.
Ibu, anak, pasar, membeli, kebutuhan.
Pada suatu hari, Ibu dan anak itu pergi ke pasar untuk membeli kebutuhan rumah.
INSIDEN
2.
Gadis, pakaian, bagus, dandanan, cantik.
Anak gadis itu memakai pakaian yang sangat bagus dengan dandanan yang begitu cantik.
3.
Berjalan, lenggang-lenggong,pamer,kecantikannya.
Ia berjalan melenggang-lenggong sambil memamerkan kecantikannya.
4.
Ibunya, berjalan, belakangnya, pakaian, kumuh, keranjang, sayur.
Sementara itu, Ibunya berjalan di belakangnya dengan pakaian kumuh sambil membawa beberapa keranjang sayur.
1.
Mereka, pasar, terlihat, kecantikan, gadis.
Ketika mereka memasuki pasar, orang-orang terlihat memandangi kecantikan gadis itu.



INSIDEN



2.
Wajah, gadis, cantik, pemuda, tergila-gila.
Memang wajah gadis yang cantik
itu membuat para pemuda tergila-gila padanya.

3.
Mereka, terheran-heran, keadaan, perempuan, tua, kumuh, berjalan, belakang, gadis.
Namun, mereka juga terheran-heran ketika melihat keadaan perempuan tua yang begitu kumuh yang ikut berjalan di belakang gadis itu.
4.
Janda, anak, gadisnya, daerah, terpencil, orang-orang, gadis, ibunya.
Karena janda dan anak gadisnya tinggal di daerah terpencil, maka orang-orang tidak tahu kalau yang sedang mereka lihat itu adalah seorang gadis dan Ibunya
1.
Seorang, menghampiri, gadis, bertanya, perempuan, dibelakangmu, ibumu.
Salah seorang dari wargapun menghampiri gadis itu dan bertanya "siapakah perempuan yang dibelakangmu itu? apakah ia ibumu?".
INSIDEN
2.
Gadis, menjawab, bukan, pembantuku.
Gadis itu menjawab "bukan, ia adalah pembantuku".
3.
Gadis, ibunya, melanjutkan, perjalanan
Gadis dan Ibunya itupun segera melanjutkan perjalanan.
4.
Pemuda, datang, gadis, bertanya, gadis, berjalan, ibumu.
Tiba-tiba seorang pemuda tampan datang kepada gadis itu dan bertanya "wahai gadis cantik, siapakah orang tua yang berjalan bersamu? apakah ia Ibumu?".
5.
Tegas, gadis, menjawab, budakku.
Dengan tegas sang gadis menjawab " bukan, ia adalah budakku".
6.
Ibu, mendengar, gadisnya, bersabar, warga, mereka, menanyakan, gadis, mengakui, perempuan, berjalan, ibunya.
Sang ibu yang mendengar jawaban anak gadisnya itu tetap bersabar, sampai-sampai beberapa warga yang mereka temui menanyakan hal yang sama, sang gadis tetap tidak mau mengakui bahwa perempuan yang berjalan bersamanya adalah Ibunya.
1.
Kesabaran, ibu, habis.
Kesabaran sang Ibu pun mulai habis.
INSIDEN
2.
Mendengar, jawaban, anaknya.
Ia sudah tidak kuasa mendengar jawaban anaknya itu.


3.
Berdoa, Tuhan, mendengar, hamba, mendurhakai, hukuman, anak.
Ia pun berdoa kepada Tuhan "Ya Tuhan, hamba sudah tidak kuat mendengar hinaan anak hamba. Anak hamba telah mendurhakai hamba. Ya Tuhan, berilah hukuman anak hamba. Hukumlah dia..!".
4.
Tuhan, perlahan, gadis, batu
Atas kekuasaan Tuhan, perlahan tubuh gadis itu berubah menjadi batu.
5.
Gadis, menangis, memohon, ibunya.
Gadis itu meratap dan menangis memohon kepada Ibunya.
6.
Semuanya, terlambat.
Namun, semuanya terlambat.
7.
Gadis, mengeras, batu.
Seluruh tubuh gadis itu mengeras dan menjadi batu.
8.
Orang, melihat, menangis, mata.
Setelah kejadian itu, beberapa orang sering melihat batu itu menangis mengeluarkan air mata.
9.
Orang-orang, batu, menangis.
Orang-orang pun menyebutnya "Batu Menangis".
1.
Hikmah, diambil, ibu, memiliki, anaknya, memalukan, memalukan, anak, mendurhakai, ibunya.
Hikmah yang dapat diambil dari kisah ini yaitu walaupun seorang Ibu memiliki kekurangan sekalipun menurut anaknya itu memalukan, namun janganlah sebagai seorang anak mendurhakai bahkan tidak mengakui keberadaan Ibunya.
INTERPRETASI
2.
Siapa, menduharkaim ibu, melahirkan, tercelanya, hukuman, Tuhan, kuasa.
Karena, barang siapa yang mendurhakai Ibu kandung yang telah melahirkan dan merawatnya, pasti perbuatan tercelanya itu akan mendapat hukuman dari Tuhan Yang Maha Kuasa.



Legenda Batu Menangis

Di sebuah bukit yang terpencil di daerah Kalimantan, hiduplah seorang janda tua dan seorang anak gadisnya. Anak gadisnya itu sangat cantik jelita, namun sayangnya ia memiliki sifat pemalas. Ia tidak pernah membantu ibunya melakukan pekerjaan rumah. Kerjanya hanya berdandan setiap hari. Selain pemalas, ia juga manja sekali. Setiap keinginannya harus dituruti tanpa mempedulikan keadaan Ibunya yang setiap hari memebanting tulang untuk mencukupi kebutuhan hidup mereka.

Pada suatu hari, Ibu dan anak itu pergi ke pasar untuk membeli kebutuhan rumah. Anak gadis itu memakai pakaian yang sangat bagus dengan dandanan yang begitu cantik. Ia berjalan melenggang-lenggong sambil memamerkan kecantikannya. Sementara itu, Ibunya berjalan di belakangnya dengan pakaian kumuh sambil membawa beberapa keranjang sayur.

Ketika mereka memasuki pasar, orang-orang terlihat memandangi kecantikan gadis itu. Memang wajah gadis yang cantik itu membuat para pemuda tergila-gila padanya. Namun, mereka juga terheran-heran ketika melihat keadaan perempuan tua yang begitu kumuh yang ikut berjalan di belakang gadis itu. Karena janda dan anak gadisnya tinggal di daerah terpencil, maka orang-orang tidak tahu kalau yang sedang mereka lihat itu adalah seorang gadis dan Ibunya.

Salah seorang dari wargapun menghampiri gadis itu dan bertanya "siapakah perempuan yang dibelakangmu itu? apakah ia ibumu?". Gadis itu menjawab "bukan, ia adalah pembantuku". Gadis dan Ibunya itupun segera melanjutkan perjalanan. Tiba-tiba seorang pemuda tampan datang kepada gadis itu dan bertanya "wahai gadis cantik, siapakah orang tua yang berjalan bersamu? apakah ia Ibumu?". Dengan tegas sang gadis menjawab " bukan, ia adalah budakku". Sang ibu yang mendengar jawaban anak gadisnya itu tetap bersabar, sampai-sampai beberapa warga yang mereka temui menanyakan hal yang sama, sang gadis tetap tidak mau mengakui bahwa perempuan yang berjalan bersamanya adalah Ibunya.

Kesabaran sang Ibu pun mulai habis. Ia sudah tidak kuasa mendengar jawaban anaknya itu. Ia pun berdoa kepada Tuhan "Ya Tuhan, hamba sudah tidak kuat mendengar hinaan anak hamba. Anak hamba telah mendurhakai hamba. Ya Tuhan, berilah hukuman anak hamba. Hukumlah dia..!". Atas kekuasaan Tuhan, perlahan tubuh gadis itu berubah menjadi batu. Anak itu meratap dan menangis memohon kepada Ibunya. Namun, semuanya terlambat. Seluruh tubuh gadis itu mengeras dan menjadi batu. Setelah kejadian itu, beberapa orang sering melihat batu itu menangis mengeluarkan air mata. Orang-orang pun menyebutnya "Batu Menangis".

Hikmah yang dapat diambil dari kisah ini yaitu walaupun seorang Ibu memiliki kekurangan sekalipun menurut anaknya itu memalukan, namun janganlah sebagai seorang anak mendurhakai bahkan tidak mengakui keberadaan Ibunya. Karena, barang siapa yang mendurhakai Ibu kandung yang telah melahirkan dan merawatnya, pasti perbuatan tercelanya itu akan mendapat hukuman dari Tuhan Yang Maha Kuasa.

========================================================================

Legenda Batu Menangis,tugas proyek bahasa indonesia kelas 9,tugas proyek bahasa indonesia smp,contoh tugas proyek bhs indonesia,tugas proyek bahasa indonesia teks eksemplum,contoh tugas proyek bahasa indonesia,tugas proyek teks eksemplum,contoh teks rekaman percobaan berbasis proyek,contoh tugas proyek bahasa indonesia sma,legenda batu menangis singkat,cerita batu menangis,sumatera barat,cerita batu menangis bergambar,gambar batu menangis,video batu menangis,legenda batu belah,drama batu menangis,legenda batu menangis dalam bahasa inggris

No comments:

Post a Comment

Electro Electro