TUGAS PROYEK B.INDONESIA
(Legenda Batu Menangis)
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 7
KETUA: ANDINI.A
ANGGOTA: 1.NURUNNISA.A
2.SYAIFANNI.N.R
3.RIFKI.S
4.RAIS.C
SMPN 1 JALANCAGAK-SUBANG
TAHUN AJARAN 2017/2018
========================================================================
NO
|
JENIS INFORMASI
|
KETERANGAN
|
1.
|
NAMA KELOMPOK
|
|
2.
|
KELAS
|
IX B
|
3.
|
KETUA DAN ANGGOTA
|
KETUA: ANDINI.A
ANGGOTA: 1.NURUNNISA.A
2.SYAIFANNI.N.R
3.RIFKI.S
4.RAIS.C
|
4.
|
JUDUL/TOPIK PROYEK
|
PENYUSUNAN TEKS EKSEMPLUM
|
5.
|
JENIS TUGAS
|
TUGAS KELOMPOK
|
6.
|
SUMBER BAHAN
|
INTERNET
|
7.
|
CARA PENGUMPULAN BAHAN
|
STUDI KEPERPUSTAKAAN DAN STUDI
LAPANGAN
|
8.
|
CARA ANALISIS
|
PENGOLAHAN DATA FAKTA
INFORMASI MENJADI VERBAL BERUPA:
a.PENYUSUNAN KALIMAT TOPIK
PADA SETIAP STRUKTUR BAGIAN TEKS
b.PENGEMBANGAN KALIMAT TOPIK
DENGAN KALIMAT PENGEMBANG
c.PENYUSUNAN PARAGRAF YANG
SESUAI DENGAN STRUKTUR TEKS EKSEMPLUM
d.PENYUNTINGAN KALIMAT YANG
DISESUAIKAN DENGAN UNSUR KEBAHASAAN TEKS EKSEMPLUM
e.PENGGABUNGAN PARAGRAF
MENJADI TEKS EKSEMPLUM YANG PADU
|
9.
|
WUJUD HASIL ANALISIS
|
TEKS EKSEMPLUM DENGAN URUTAN STRUKTUR
(ORIENTASI,INSIDEN,INTERPRETASI)
|
10.
|
CARA PELAPORAN
|
MENGETIK(PRINT) DAN PUBLIKASI
|
11.
|
JADWAL PELAKSANAAN
|
SATU MINGGU
a.4 HARI : PENGUMPULAN DATA
b.2 HARI : PENGOLAHAN DATA
c.1 HARI : PELAPORAN
|
NO
|
DATA
|
PENGOLAHAN
DATA
|
STRUKTUR
|
1.
|
Bukit terpencil,
Kalimantan, janda tua, anak gadisnya.
|
Di sebuah
bukit yang terpencil di daerah Kalimantan, hiduplah seorang janda tua dan
seorang anak gadisnya.
|
ORIENTASI
|
2.
|
Anak
gadis, cantik jelita, pemalas.
|
Anak
gadisnya itu sangat cantik jelita, namun sayangnya ia memiliki sifat pemalas.
|
|
3.
|
Tidak
membantu, ibunya, pekerjaan rumah.
|
Ia tidak
pernah membantu ibunya melakukan pekerjaan rumah.
|
|
4.
|
Kerjanya,
berdandan.
|
Kerjanya
hanya berdandan setiap hari.
|
|
5.
|
Pemalas,
manja.
|
Selain
pemalas, ia juga manja sekali.
|
|
6.
|
Keinginannya,
dituruti, tanpa mempedulikan, ibunya, membanting, mencukupi, kebutuhan.
|
Setiap
keinginannya harus dituruti tanpa mempedulikan keadaan Ibunya yang setiap
hari memebanting tulang untuk mencukupi kebutuhan hidup mereka.
|
|
1.
|
Ibu, anak,
pasar, membeli, kebutuhan.
|
Pada suatu
hari, Ibu dan anak itu pergi ke pasar untuk membeli kebutuhan rumah.
|
INSIDEN
|
2.
|
Gadis,
pakaian, bagus, dandanan, cantik.
|
Anak gadis
itu memakai pakaian yang sangat bagus dengan dandanan yang begitu cantik.
|
|
3.
|
Berjalan,
lenggang-lenggong,pamer,kecantikannya.
|
Ia
berjalan melenggang-lenggong sambil memamerkan kecantikannya.
|
|
4.
|
Ibunya,
berjalan, belakangnya, pakaian, kumuh, keranjang, sayur.
|
Sementara
itu, Ibunya berjalan di belakangnya dengan pakaian kumuh sambil membawa
beberapa keranjang sayur.
|
|
1.
|
Mereka,
pasar, terlihat, kecantikan, gadis.
|
Ketika
mereka memasuki pasar, orang-orang terlihat memandangi kecantikan gadis itu.
|
INSIDEN
|
2.
|
Wajah,
gadis, cantik, pemuda, tergila-gila.
|
Memang
wajah gadis yang cantik
itu
membuat para pemuda tergila-gila padanya.
|
|
3.
|
Mereka,
terheran-heran, keadaan, perempuan, tua, kumuh, berjalan, belakang, gadis.
|
Namun,
mereka juga terheran-heran ketika melihat keadaan perempuan tua yang begitu
kumuh yang ikut berjalan di belakang gadis itu.
|
|
4.
|
Janda,
anak, gadisnya, daerah, terpencil, orang-orang, gadis, ibunya.
|
Karena
janda dan anak gadisnya tinggal di daerah terpencil, maka orang-orang tidak
tahu kalau yang sedang mereka lihat itu adalah seorang gadis dan Ibunya
|
|
1.
|
Seorang,
menghampiri, gadis, bertanya, perempuan, dibelakangmu, ibumu.
|
Salah
seorang dari wargapun menghampiri gadis itu dan bertanya "siapakah
perempuan yang dibelakangmu itu? apakah ia ibumu?".
|
INSIDEN
|
2.
|
Gadis,
menjawab, bukan, pembantuku.
|
Gadis itu
menjawab "bukan, ia adalah pembantuku".
|
|
3.
|
Gadis,
ibunya, melanjutkan, perjalanan
|
Gadis dan
Ibunya itupun segera melanjutkan perjalanan.
|
|
4.
|
Pemuda,
datang, gadis, bertanya, gadis, berjalan, ibumu.
|
Tiba-tiba
seorang pemuda tampan datang kepada gadis itu dan bertanya "wahai gadis
cantik, siapakah orang tua yang berjalan bersamu? apakah ia Ibumu?".
|
|
5.
|
Tegas,
gadis, menjawab, budakku.
|
Dengan
tegas sang gadis menjawab " bukan, ia adalah budakku".
|
|
6.
|
Ibu,
mendengar, gadisnya, bersabar, warga, mereka, menanyakan, gadis, mengakui,
perempuan, berjalan, ibunya.
|
Sang ibu
yang mendengar jawaban anak gadisnya itu tetap bersabar, sampai-sampai
beberapa warga yang mereka temui menanyakan hal yang sama, sang gadis tetap
tidak mau mengakui bahwa perempuan yang berjalan bersamanya adalah Ibunya.
|
|
1.
|
Kesabaran,
ibu, habis.
|
Kesabaran
sang Ibu pun mulai habis.
|
INSIDEN
|
2.
|
Mendengar, jawaban, anaknya.
|
Ia sudah
tidak kuasa mendengar jawaban anaknya itu.
|
|
3.
|
Berdoa,
Tuhan, mendengar, hamba, mendurhakai, hukuman, anak.
|
Ia pun
berdoa kepada Tuhan "Ya Tuhan, hamba sudah tidak kuat mendengar hinaan
anak hamba. Anak hamba telah mendurhakai hamba. Ya Tuhan, berilah hukuman
anak hamba. Hukumlah dia..!".
|
|
4.
|
Tuhan,
perlahan, gadis, batu
|
Atas kekuasaan
Tuhan, perlahan tubuh gadis itu berubah menjadi batu.
|
|
5.
|
Gadis,
menangis, memohon, ibunya.
|
Gadis itu
meratap dan menangis memohon kepada Ibunya.
|
|
6.
|
Semuanya,
terlambat.
|
Namun,
semuanya terlambat.
|
|
7.
|
Gadis,
mengeras, batu.
|
Seluruh
tubuh gadis itu mengeras dan menjadi batu.
|
|
8.
|
Orang,
melihat, menangis, mata.
|
Setelah
kejadian itu, beberapa orang sering melihat batu itu menangis mengeluarkan
air mata.
|
|
9.
|
Orang-orang,
batu, menangis.
|
Orang-orang
pun menyebutnya "Batu Menangis".
|
|
1.
|
Hikmah,
diambil, ibu, memiliki, anaknya, memalukan, memalukan, anak, mendurhakai,
ibunya.
|
Hikmah
yang dapat diambil dari kisah ini yaitu walaupun seorang Ibu memiliki
kekurangan sekalipun menurut anaknya itu memalukan, namun janganlah sebagai
seorang anak mendurhakai bahkan tidak mengakui keberadaan Ibunya.
|
INTERPRETASI
|
2.
|
Siapa,
menduharkaim ibu, melahirkan, tercelanya, hukuman, Tuhan, kuasa.
|
Karena,
barang siapa yang mendurhakai Ibu kandung yang telah melahirkan dan
merawatnya, pasti perbuatan tercelanya itu akan mendapat hukuman dari Tuhan
Yang Maha Kuasa.
|
Legenda Batu Menangis
Di sebuah bukit yang terpencil di daerah Kalimantan, hiduplah seorang janda tua dan seorang anak gadisnya. Anak gadisnya itu sangat cantik jelita, namun sayangnya ia memiliki sifat pemalas. Ia tidak pernah membantu ibunya melakukan pekerjaan rumah. Kerjanya hanya berdandan setiap hari. Selain pemalas, ia juga manja sekali. Setiap keinginannya harus dituruti tanpa mempedulikan keadaan Ibunya yang setiap hari memebanting tulang untuk mencukupi kebutuhan hidup mereka.
Pada suatu hari, Ibu dan anak itu pergi ke pasar untuk membeli kebutuhan rumah. Anak gadis itu memakai pakaian yang sangat bagus dengan dandanan yang begitu cantik. Ia berjalan melenggang-lenggong sambil memamerkan kecantikannya. Sementara itu, Ibunya berjalan di belakangnya dengan pakaian kumuh sambil membawa beberapa keranjang sayur.
Ketika mereka memasuki pasar, orang-orang terlihat memandangi kecantikan gadis itu. Memang wajah gadis yang cantik itu membuat para pemuda tergila-gila padanya. Namun, mereka juga terheran-heran ketika melihat keadaan perempuan tua yang begitu kumuh yang ikut berjalan di belakang gadis itu. Karena janda dan anak gadisnya tinggal di daerah terpencil, maka orang-orang tidak tahu kalau yang sedang mereka lihat itu adalah seorang gadis dan Ibunya.
Salah seorang dari wargapun menghampiri gadis itu dan bertanya "siapakah perempuan yang dibelakangmu itu? apakah ia ibumu?". Gadis itu menjawab "bukan, ia adalah pembantuku". Gadis dan Ibunya itupun segera melanjutkan perjalanan. Tiba-tiba seorang pemuda tampan datang kepada gadis itu dan bertanya "wahai gadis cantik, siapakah orang tua yang berjalan bersamu? apakah ia Ibumu?". Dengan tegas sang gadis menjawab " bukan, ia adalah budakku". Sang ibu yang mendengar jawaban anak gadisnya itu tetap bersabar, sampai-sampai beberapa warga yang mereka temui menanyakan hal yang sama, sang gadis tetap tidak mau mengakui bahwa perempuan yang berjalan bersamanya adalah Ibunya.
Kesabaran sang Ibu pun mulai habis. Ia sudah tidak kuasa mendengar jawaban anaknya itu. Ia pun berdoa kepada Tuhan "Ya Tuhan, hamba sudah tidak kuat mendengar hinaan anak hamba. Anak hamba telah mendurhakai hamba. Ya Tuhan, berilah hukuman anak hamba. Hukumlah dia..!". Atas kekuasaan Tuhan, perlahan tubuh gadis itu berubah menjadi batu. Anak itu meratap dan menangis memohon kepada Ibunya. Namun, semuanya terlambat. Seluruh tubuh gadis itu mengeras dan menjadi batu. Setelah kejadian itu, beberapa orang sering melihat batu itu menangis mengeluarkan air mata. Orang-orang pun menyebutnya "Batu Menangis".
Hikmah yang dapat diambil dari kisah ini yaitu walaupun seorang Ibu memiliki kekurangan sekalipun menurut anaknya itu memalukan, namun janganlah sebagai seorang anak mendurhakai bahkan tidak mengakui keberadaan Ibunya. Karena, barang siapa yang mendurhakai Ibu kandung yang telah melahirkan dan merawatnya, pasti perbuatan tercelanya itu akan mendapat hukuman dari Tuhan Yang Maha Kuasa.
========================================================================
Legenda Batu Menangis,tugas proyek bahasa indonesia kelas 9,tugas proyek bahasa indonesia smp,contoh tugas proyek bhs indonesia,tugas proyek bahasa indonesia teks eksemplum,contoh tugas proyek bahasa indonesia,tugas proyek teks eksemplum,contoh teks rekaman percobaan berbasis proyek,contoh tugas proyek bahasa indonesia sma,legenda batu menangis singkat,cerita batu menangis,sumatera barat,cerita batu menangis bergambar,gambar batu menangis,video batu menangis,legenda batu belah,drama batu menangis,legenda batu menangis dalam bahasa inggris
No comments:
Post a Comment